Rabu, 21 Desember 2011

Blitar Sentra Budidaya Ikan Koi




Ikan koi adalah salah jenis ikan hias yang bernilai ekspor. Ikan koi pada dasarnya adalah ikan yang mudah dalam pemeliharaanya. Yang sulit dari budidaya ikan koi adalah untuk mendapatkan corak dan warna yang bagus. Ini memerlukan teknik dan pengetahuan yang cukup memadai dalam hal perkawinan silang antar jenis koi.

Keindahan atau keelokan ikan koi tergambar dari warna dan corak yang dimilikinya. Warna yang terang dan menyala tentu sangat indah bila dipandang dan menyejukan mata. Selain pesona warna dan lekukannya yang indah, keistimewaan lain dari koi adalah keelokan yang dipertontonkan tatkala menyembul dan melompat ke atas air. Peristiwa ini yang bagi para hobiis merupakan suatu keindahan tersendiri yang dimiliki ikan koi.
Ikan koi asalnya aslinya dari ikan mas. Masyarakat jepang menganggap ikan koi sebagai ikan dewa. Koi awalnya berasal dari Persia yang kemudian dibawa oleh orang cina ke Jepang melalui daratan Cina dan Korea. Di Indonesia sendiri koi mulai popular pada decade tahun 80-an. Ikan koi masuk pertama kali ke Indonesia pada tahun 1981-1982 yang dibawa oleh hobiisdari Cipanas, Cianjur – Jawa Barat.
Ikan koi termasuk ikan jenis omnivore karenanya makanannya tidak selalu special. Makanan dapat berupa daging ataupun tumbuh-tumbuhan. Pada saat pemeliharaan makanan ikan koi sebaiknya adalah pellet dan pada saat kontes dapat diberikan makanan tambahan agar keindahan warnanya dapat terjaga.
Tidak banyak sentra budidaya ikan hias jenis Koi di Indonesia. Salah satu sentra budidaya ikan hias jenis koi dan telah diakui kualitasnya adalah kabupaten Blitar yang berada di Provinsi Jawa Timur.
Sebanyak 1.062 pembudidaya ikan hias jenis Koi terdapat di kabupaten Bilitar ini. Luas lahan yang diusahakan oleh seluruh pembudidaya tersebut seluas 197 ha. Koi bagi sebagian masyarakat Blitar telah menjadi lapangan usaha yang sangat menguntungkan maka bukanlah sesuatu yang ajaib bila dari ikan hias dapat menghidupi para pembudidaya dengan sangat layak. Apalgi harga ikan Koi yang berasal dari Blitar ini sangat berbeda dibandingkan dengan koi dari wilayah lain.
Setidaknya ada sekitar 140 jutaan ikan koi setiap tahunnya diproduksi oleh pembudidaya ikan hias di Blitar ini. Lokasi kawasan budidaya ikan koi tepatnya teretak di kecamatan Nglegok. Ada tiga desa yang menjadi pusatnya budidaya ikan koi di kecamatan Nglegok yakni kelurahan Nglegok, desa Penataran, dan desa Kemloko. Memang daerah di ketiga desa/kelurahan tersebut sangat cocok untuk pengembangbiakkan ikan hias jenis koi. Air mengalir dari mata air yang berada di lereng Gunung Kelud, sementara struktur tanah sangat mendukung bagi perkembangan ikan koi. Hampir seluruh penduduk memiliki kolam pemijahan ikan koi.
Pemasaran ikan hias koi dari daerah ini telah merambah pasar internasional yaitu Singapura, Jerman, Belanda dan Amerikan. Di Indonesia sendiri, distribusi pemasaran ikan koi dari Blitar ini meliputi Jakarta, Bogor, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Malang, Jember, Denpasar, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTB, dan Bali. Pemasaran atau sirkulasi ikan koi dari Blitar ke luar daerah bahkan luar negeri, pada umunya masih menggunakan sistem offline. Dari petani ke pengepul dilanjutkan ke konsumen atau pembeli. Untuk memastikan jenis dan kualitas ikan koi, sebaiknya memang datang langsung ke petani Koi di kecamatan Nglegok dan Penataran kabupaten Blitar.
Ikan koi asal Blitar seperti tersebut di atas memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan koi dari daerah lain. Menurut para pembeli ikan hias asal memiliki corak dan warna yang lebih bagus dibandingkan dengan ikan koi dari daerah lainnya.
Kualitas bagus yang dimiliki koi dari Blitar lebih disebabkan cara pembudidaya di daeraha Bliatar dalam melakukan proses budidaya yang baik sehingga didapat koi unggul. Para pembudidaya ikan koi di Blitar selalu menjaga kemurnian akan ikan koi-nya dengan tidak menyilangkan dengan ikan yang bukan jenis koi sehingga kualitas dari koi lebih terjaga. Selain itu, pada saat sortasi atau pemilihan ikan terbaik dilakukan sortasi sebanyak 5 – 6 kali sejak ikan berumur 1 – 2 bulan.
Kualitas bagus yang disandang ikan koi asal Blitar ini berimbas pada banyaknya para hobiis ikan hias koi yang berminat dan ini berakibat harga jual ikan koi asal Blitar cukup mahal. Koi asal Blitar dengan ukuran +/- 10 cm biasanya berharga Rp. 100.000 sampai dengan Rp. 1.000.000, sangat berbeda dengan ikan koi dari daerah lain misalnya sukabumi yang pada ukuran yang sama hanya dihargai oleh pasar sebesar Rp. 10.000 sampai dengan Rp. 15.000.
Produksi ikan koi blitar pada tahun ini sementara per nopember 2011 telah mencapai 160.725.500 ekor. Angka ini lebih besar dibandingkan dengan data tahun sebelumnya sebesar 148.597.700 ekor. Blitar sendiri pada tahun ini menargetkan produksi ikan koi-nya sebesar 160.452.745 ekor yang artinya target produksi ikan koi pada tahun 2011 ini telah tercapai sebesar 100,17 persen.
Blitar sendiri adalah satu-satunya kawasan minapolitan ikan hias di Indonesia. Sedangkan kawasan lain lebih didominasi minapolitan untuk ikan konsumsi. Oleh karena itu, perkembangan ikan hias koi di Blitar ini diprediksi semakin berkembang dengan penetapan Blitar sebagai kawasan minapolitan ikan hias jenis koi.


Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya [DJPB]
Wednesday, 21 December 2011 03:42

Tidak ada komentar:

Posting Komentar