Rabu, 20 Juni 2012

Info Sekitar

Bulan ini harga benih gurame menurun tajam. Dari sempat harga telur Rp50,- kini tinggal Rp30,-. Disinyalir karena mulainya perubahan musim sehingga permintaan turun. Resiko musim pancaroba ini sangat tinggi sehingga para pendeder memilih jalan aman. 

Untuk koi relatif aman. Harga tetap sebanding kwalitasnya. Stok tidak di ragukan. Dari ukuran kecil sampai jumbo masih banyak. Padahal untuk resiko juga tidak kalah besar dengan gurame.

Selasa, 05 Juni 2012

Kendala Pembenihan Gurame 2

Setelah 0-6 hari di bak, telur-telur tersebut menetas. Selanjutnya ukuran ini di sebut se-biji padi. Pada ukuran ini cadangan makanan mulai habis sehingga butuh di belajari makan. Gerakan mereka pun kian gesit, harus di pindah ke kolam semen. Untuk ukuran perbandingannya menurut pengalaman saya, lebar 2 panjang 5 untuk sekitar 15rb nener. Ketinggian airnya kira-kira 30cm. 

Di kolam ini ikan gurame kecil mulai di sapih dengan pakan. Biasanya di beri cacing sutra. Takaran pemberian cacing ini harus sepadan dan berimbang. Maksudnya, ketika terlalu banyak cacing yang di berikan dan ikan tidak habis memakannya maka air akan tercemar. Sedangkan antibody nener sedang terbentuk sehingga sangat rawan mati. oleh karena itu kwalitas air perlu di jaga.

Kwalitas air yang terjaga adalah tidak terlalu asam tidak terlalu basa tidak kekurangan oksigen. Maka dari itu sebisa munggkin jika hujan debit air hujan di tekan. Lebih baik lagi tidak masuk secara langsung ke kolam. Ketinggian air harus di perhatikan juga. Jika ada gejala putih-putih di tubuh ikan berarti di serang jamur. Ini di sebabkan hangatnya matahari tidak masuk sampai dasar. Sehingga daerah dasar lebih lembab.  

Selain kwalitas air, kemungkinan lumut akan tumbuh. Lumut ini bisa menjerat nener sehingga mati. Cara penanganannya adalah dengan di taburi pasir, sehingga lumut tadi jadi tenggelam ke dasar.

Biasanya pemijah menganti-ganti kolam agar kualitas air tetap bagus. Biasanya di lakukan 7 hari sekali. Selain air yang bagus, ikan jadi lebih nafsu makan. Umumnya nener di kolam semen sampai usia 30 hari. Kira-kira telah mencapai ukuran setengah sentimeter hingga 1cm.

Jumat, 25 Mei 2012

Kolam Sawah

Kolam sawah pada dasarnya adalah sawah yang biasa di tanami padi dibuat jadi kolam. Kolam ini dipersiapkan sedemikian rupa hingga nantinya siap di pakai. Tahap pertama dari persiapannya adalah di popok. 

Di popok adalah kegiatan membenahi galengan. Galengan di kepras atau di kurangi sebaian selanjutnya di ganti dengan tanah yang baru di ambil dari dalam sawah. Biar lebih tahan dari kepiting sungai atau tikus bisa juga di tanami karung di dalamnya. Caranya galengan di habiskan separuh trus di gelari karung. karungnya sebelumya di jahit sambung menyambung sehingga rapat. Setelah di gelari, galengan di tamping untuk di kembalikan seperti semula. Memang belum tampak rapi, tapi setidaknya menambah keamanan dari kebocoran. 


Selanjutnya adalah di pasangi plastik. Sebagai pelapis dan perapi kolam ini di gunakan plastik tipis. Ukuran bisa di sesuaikan. Sebelum di plastik, galengan tadi di bentuk sedemikian rupa sehingga setelah di plastik bentuknya tetap bagus bagaikan di semen. 

Tapi perlu di ingat. Sebelum memulai membuat kolam sawah, pastikan dulu di mana letek jalan masuk airnya dan jalan keluarnya. Jangan sampai kemudian membuat suatu kebingungan jika waktunya menguras kolam. 

Setelah di plastik, lahan di bajak agar tanah gembur dan menimbulkan cacing sebagai makanan alami tambahan dari ikan nantinya.


Biasanya setelah di bajak, kolam di isi penuh dan didiamkan sekitar 5-7 hari agar pori-pori galengan yang tidak tertutup rapat dapat tersumbat. Dengan demikan siap sudah kolam untuk di isi.




  


Kamis, 19 April 2012

Kendala Pembenihan Gurame 1

    Beberapa bulan yang lalu saya melakukan pembenihan gurame. Dimulai dari telur hingga ukuran korekan. Disini saya akan berbagi kendala yang saya alami dalam hal pembibitan ini.

    Karena saya mulai dari beli telur, maka saya tidak tahu bagai mana kualitas indukan dari telur yang saya beli. menurut beberapa teman saya indukan yang muda membuat telur kurang tahan ketika di tetaskan. Sebaliknya, jika indukan sudah berumur maka lebih tahan. Yang saya alami waktu penetasan di bak-bak penetasan adalah banyak telur yang mati atau bonor. Selain karena faktor telur itu sendiri, hama luar, kebersihan air, dan kapasitas bak penetasan juga jadi kendala. 

     Hama dari luar yang saya maksud dan saya cegah waktu kemarin menetaskan telur adalah kodok, tikus, cecak, coro, dan kucing. Karena sedikit banyak jika mereka mampu menjangkau bak-bak penetasan, maka sedikit banyak akan berkurang telur-telur itu. Walau tidak di makan kemungkinan akan di rusak atau rusak secara tidak sengaja.


     Untuk kebersihan air, dari penggalaman saya ini adalah faktor yang sangat sensitif. Karena tidak kurang dari 10 bak penetasan saya gagal gara-gara air kurang bersih. Standartnya pakai air yang sudah di endapkan semalam, walaupun air yang baru dari kran bisa di pakai. Kotoran dari telur yang mati atau tidak menetas harus segera mungkin di bersihkan. Kalau tidak akan njamur. Jika dibiarkan, sebelum njamurpun telur mati mencemari kwalitas air dengan minyaknya. 

      Kapasitas bak ini adalah kendala bagaimana mengukur kira-kira bak ukuran segini sanggup untuk menetaskan berapa telur. Ini sulit di kira-kira karena berhubungan dengan angka kehidupan telur dan kwalitas telur tadi.

    Fase ini adalah umur 0 - 6 hari. Untuk kendala berikutnya akan saya sambung lain kali.