Kamis, 19 April 2012

Kendala Pembenihan Gurame 1

    Beberapa bulan yang lalu saya melakukan pembenihan gurame. Dimulai dari telur hingga ukuran korekan. Disini saya akan berbagi kendala yang saya alami dalam hal pembibitan ini.

    Karena saya mulai dari beli telur, maka saya tidak tahu bagai mana kualitas indukan dari telur yang saya beli. menurut beberapa teman saya indukan yang muda membuat telur kurang tahan ketika di tetaskan. Sebaliknya, jika indukan sudah berumur maka lebih tahan. Yang saya alami waktu penetasan di bak-bak penetasan adalah banyak telur yang mati atau bonor. Selain karena faktor telur itu sendiri, hama luar, kebersihan air, dan kapasitas bak penetasan juga jadi kendala. 

     Hama dari luar yang saya maksud dan saya cegah waktu kemarin menetaskan telur adalah kodok, tikus, cecak, coro, dan kucing. Karena sedikit banyak jika mereka mampu menjangkau bak-bak penetasan, maka sedikit banyak akan berkurang telur-telur itu. Walau tidak di makan kemungkinan akan di rusak atau rusak secara tidak sengaja.


     Untuk kebersihan air, dari penggalaman saya ini adalah faktor yang sangat sensitif. Karena tidak kurang dari 10 bak penetasan saya gagal gara-gara air kurang bersih. Standartnya pakai air yang sudah di endapkan semalam, walaupun air yang baru dari kran bisa di pakai. Kotoran dari telur yang mati atau tidak menetas harus segera mungkin di bersihkan. Kalau tidak akan njamur. Jika dibiarkan, sebelum njamurpun telur mati mencemari kwalitas air dengan minyaknya. 

      Kapasitas bak ini adalah kendala bagaimana mengukur kira-kira bak ukuran segini sanggup untuk menetaskan berapa telur. Ini sulit di kira-kira karena berhubungan dengan angka kehidupan telur dan kwalitas telur tadi.

    Fase ini adalah umur 0 - 6 hari. Untuk kendala berikutnya akan saya sambung lain kali.